maiky la masia production
Kamis, 31 Maret 2016
Pengaruh Penggunaan Sikacim Concrete Additive Terhadap Kuat Tekan Beton
PENGARUH PENGGUNAAN SIKACIM CONCRETE ADDITIVE
TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Sofyan1), Muliadi2, Maimun Rizki3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh
Abstrak
Kekuatan pada beton sangat tergantung pada komposisi
dan kekuatan dari masing-masing material pembentuk beton, seperti agregat,
semen, air, dan bahan tambah. Banyak penelitian dilakukan untuk membuat beton
bertambah kuat dan kemudahan dalam pekerjaan (workabilitas) dengan menambahkan bahan admixture (zat tambahan). Dengan melakukan metode pengujian di
laboratorium sesuai dengan ketentuan SNI terhadap agregat halus dan agregat
kasar dilakukan perencanaan formula campuran (mix design) dengan kekuatan beton f’c 25 Mpa, persentase penambahan
Sikacim Concrete Additive kedalam
campuran beton adalah 1% dari jumlah berat semen, dan pengujian dilakukan pada
umur beton 3, 7, 10 dan 28 hari. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan bahan tambah (sikacim concrete additive)terhadap kenaikan kuat tekan beton dari
waktu pengujian yang berbeda. Benda uji yang dibuat berupa silinder berukuran
tinggi 30 cm, diameter 15 cm. Kuat tekan rata-rata yang dicapai beton normal
pada umur 3, 7, 10, 28 hari adalah 12,6 Mpa, 14,9 Mpa, 18,9 Mpa, dan 25,6 Mpa.
Sedangkan untuk beton dengan penambahan Sikacim
Concrete Additive dengan persentase 1% pada umur 3, 7, 10, 28 hari adalah
17,7 Mpa, 20,8 Mpa, 25,1 Mpa, dan 28,3 Mpa. Sehingga hasilnya dapat diketahui
bahwa dengan penambahan Sikacim Concrete
Additive 1% menghasilkan kuat tekan beton yang lebih tinggi dari pada beton
normal dan dapat memudahkan dalam pekerjaan (workabilitas) beton tersebut dibandingkan dengan beton normal.
Kata kunci : Kuat
Tekan Beton, Workabilitas, Sikacim Concrete Additive.
1.
PENDAHULUAN
Beton tersusun dari tiga
bahan penyusun utama yaitu semen, agregat dan air dengan perbandingan tertentu.
Beton merupakan suatu bahan kontruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan
struktur bangunan di Indonesia karena banyak keuntungan yang diberikan
diantaranya adalah bahan-bahan pembentuknya mudah diperoleh, mudah dibentuk,
mampu memikul beban yang berat, tahan terhadap temperatur yang tinggi, biaya
pemeliharaan yang murah. Pada dasarnya beton memiliki sifat dasar, yaitu kuat
terhadap tegangan tekan dan lemah terhadap tegangan
tarik. Kekuatan pada beton sangat tergantung pada komposisi dan kekuatan dari masing-masing material
pembentuk beton, seperti agregat, semen, air, dan bahan tambah. Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa
bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama
pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan dan kekuatan beton.
Bahan tambah kimia yang akan
ditambahkan adalah Sikacim Concrete
Additive, yang dalam penggunaannya mengurangi jumlah pemakaian air
hingga 15% dari pemakian normal, dan pengisian pori-
pori, sehingga menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Sikacim juga memiliki
keunggulan antara lain mempercepat pengerasan beton, mengurangi keropos, dan
memudahkan pengecoran.
Bahan tambah ini mengurangi faktor air semen (FAS).
Penelitian
ini bertujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan Sikacim Concrete Additive terhadap kuat
tekan beton, dan mengetahui kenaikan kuat tekan beton dari variasi waktu
pengujian
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Beton
merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik
(portland cement), agregat kasar,
agregat halus, air dan bahan tambah (admixture
atau additif). Beton pada umumnya
mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar
25% - 40% dan agregat (agregat halus dan kasar) sekitar 60% - 75%, (Mulyono, 2004).
Bahan
tambah (admixture) adalah suatu bahan
berupa bubuk atau cairan, yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton
selama pengadukan, dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan dan kekuatan beton. Super
Plasticizer
telah digunakan secara luas sebagai accelator
pada pengerjaan beton disebabkan harganya yang murah dan pengaruh yang
diberikan sangat cepat pada pengerasan beton. Sikacim Concrete Additive berfungsi sebagai bahan campuran adukan
beton untuk mengurangi keropos, memudahkan pengecoran dan mempercepat
pengerasan beton (kekuatan awal beton),dengan mengurangi pemakaian air sampai
15 %, (Catalog produk sika, 2012).
Perancangancampuran
merupakan perpaduandari komposit material penyusunnya. Karakteristik dan sifat
bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Perancangan campuran beton dimaksudkan
untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan- bahan penyusun beton. proporsi
campuran dari bahan- bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah
perancangan beton (mix design). Hal
ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis dan ekonomis.Kuat
tekan karakteristik beton diperoleh dari hasil pengujian benda uji pada umur
beton 28 hari. Benda uji dibuat dari pencampuran komposisi campuran beton yang
direncanakan. Rencana campuran beton ditentukan oleh hubungan antara kuat tekan
dan fakto air semen (FAS). Kuat tekan rata- rata yang ditargetkan dihitung dari
deviasi standar yang didapat dari pengalaman dilapangan selama produksi beton
berdasarkan rumus:


Di mana:
S = Standar daviasi
Xi=
Kuat tekan beton yang didapat dari masing- masing benda uji
X2= Kuat tekan beton
rata- rata menurut rumus
N = Jumlah nilai hasil uji, yang
harus diambil minimum 30 buah (satu
hasil uji adalah uji rata- rata dari 2 buah benda uji)
Bila
suatu produksi ada beton tidak mempunyai data hasil uji yang memenuhi, tetapi
hanya ada sebanyak 15 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka nilai deviasi
standar adalah perkalian deviasi standar yang dihitung dari data, nilai tambah
dihitung menurut rumus:
M = 1,64 x
S r
M =
Nilai tambah
1,64 =Tetapan
statistik yang nilainya tergantung pada persentase kegagalan hasil uji sebesar maksimum 5 %
S r = Standar deviasi rencana
Kuat tekan rata- rata
yang ditargetkan dihitung menurut rumus berikut :
f cr = f’ c + M
f cr = f’ c + 1,64 sr
Di mana :
f cr =
Kuat tekan yang digunakan
f’ c =kuattekan
yang direncanakan
M = Nilai
tambah
S r =
Standar deviasi rencana
Menurut Mulyono (2004), kekuatan tekan
merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton
untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Walaupun dalam beton terdapat tegangan
tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton
tersebut. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur.
Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dihendaki, semakin tinggi pula
mutu beton yang dihasilkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan
tekan beton yaitu, (1). Proporsi bahan- bahan penyusunnya, (2). Metode
perancangan, (3). Perawatan dan (4). Keadaan pada saat pengocoran dilaksanakan,
yang terutama dipengaruhi oleh lingkungan setempat. Alat yang digunakan untuk
penentuan kekuatan benda uji dilakukan dengan menggunakan mesin uji kuat tekan
beton (pompa hidraulik). Rumus yang digunakan untuk perhitungan kuat tekan
beton adalah sebagia berikut:
Di mana:
f = Kuat tekan (kg/cm3)
P = Gaya tekan (kg)
A= Luas penampang benda uji (cm2)
3.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Malikussaleh. Adapun
tahap-tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi, material dan peralatan
yang digunakan, pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat, perencanaan campuran
beton (mix design), pembuatan benda
uji, perawatan benda uji, pengujian kuat tekan beton.
1. Material
yang digunakan
§ Semen
Pada
penelitian ini semen yang digunakan merupakan semen portland yang di produksi oleh PT. Semen Andalas
§ Agregat
Agregat
yang digunakan dalam campuran pembentuk beton adalah agregat halus yang berupa
pasir dan agregat kasar (kerikil). Ukuran agregat kasar maksimumnya 20 mm.
§ Sikacim
Concrete Additive
§ Air
§ Air yang digunakan dalam
campuran beton diperoleh dari sumur bor yang tersedia di gedung Laboratorium
Jurusan Teknik SipilUniversitas Malikussaleh. Air untuk campuran harus lebih
bersih dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton seperti bahan
alkali, minyak, dan lumpur.
2. Peralatan
yang digunakan
·
Mesin
pembebanantekan beton kapasitas 2000 KN (200 ton)
·
Cetakan
silinder beton
·
Oven,
dengan pengatur suhu sampai 110 0C
·
Timbangan
kapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gr
·
Termometer
·
Handuk
·
Gelas
ukur
·
Cawan
·
Kerucut
terpancung
·
Batang
penumbuk
·
Bejana
tempat perendaman
·
Talam
·
Piknometer
·
Pengaduk
beton/molen (concrete mixer)
·
Pemadatan/penggetar
(vibrator)
·
Saringan
·
Sekop
kecil, dan alat bantu lainnya.
3.
Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan
untuk perancangan ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperlukan sebagai pendukung utama dalam perancangan ini,
sedangkan data sekunder merupakan data pendukung dari data primer.
1. Data
Primer Meliputi:
- Berat Volume
- Berat jenis
- Absorbsi
- Kadar air
- Analisa saringan
2. Data
Sekunder Meliputi:
-
Jurnal
- Laporan
-
Buku
- Modul
Tabel dan
variasi benda uji
|
No
|
Umur Benda Uji
(Hari)
|
Beton Yang Akan
Di Uji
|
Jumlah Benda
Uji
|
|
|
Beton
|
Beton + Sikacim
(1 %)
|
|||
|
1
|
3 Hari
|
5 Buah
|
5 Buah
|
10 Buah
|
|
2
|
7 Hari
|
5 Buah
|
5 Buah
|
10 Buah
|
|
3
|
10 Hari
|
5 Buah
|
5 Buah
|
10 Buah
|
|
4
|
28 Hari
|
5 Buah
|
5 Buah
|
10 Buah
|
|
Jumlah Total
Benda Uji
|
40 Buah
|
|||
4.HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pemeriksaan Kelayakan Agregat
a.
Pengujian kadar air agregat
Hasil yang didapatkan
dari penelitian kadar air rata-rata agregat halus sebesar 2,007% dan kadar air
rata-rata agregat kasar sebesar 2,0%.
b.
Berat
jenis dan absorbsi air agregat
Hasil yang didapatkanpada penelitianberat jenis agregat halus pada keadaan jenuh permukaan rata-rata (Sg.SSD) 2,611 gram/cm3,
keadaan kering oven rata-rata (Sg.OD)
2,561 gram/cm3, dan absorbsi air agregat halus rata-rata 1,971%.
Sedangkan untuk hasil
pengujianberat jenis agregat
kasar pada pada keadaan jenuh permukaan rata-rata (Sg.SSD) sebesar 2,552 gram/cm3, berat jenis
pada keadaan kering oven rata-rata (Sg.OD) sebesar 2,449 gram/cm3, dan
penyerapan air agregat kasar rata-rata didapat sebesar 2,134%.
c.
Berat
volume gembur agregat
Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk berat volume
gembur agregat halus sebesar 1,623
kg/L dan berat volume gembur agregat kasar sebesar 1,548 kg/L. Berat volume gembur
agregat halus dan agregat kasar diuji
pada saat kondisi agregat berada dalam keadaan berat tetap atau setelah agregat
dioven selama 24 jam.
d.
Berat
volume padat agregat
Hasil penelitian ini didapat untuk berat volume padat
agregat halus rata-rata
adalah 1,709 kg/L dan
berat volume padat agregat kasar rata-rata1,638 kg/L. Berat volume padat agregat
kasar dan agregat halus diuji pada saat agregat dalam keadaan berat tetap atau
setelah agregat dioven selama 24 jam.
e. Analisa Saringan
Dari hasil yang didapat dari penelitian, grafik
yang dihasilkan dari analisa saringan agregat halus masuk kedalam zona 2 dengan nilai modulus kehalusan butiran
agregat halus sebesar 2,864 %.%, sehingga agregat
halus dapat dipakai untuk campuran beton karena grafik gabungan menunjukan posisi gradasi
dari semua sampel agregat halus yang diuji masih dalam batasan yang
disyaratkan.Untuk gambar grafik
analisa saringan diperlihatkan pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar
4.1 Grafik gabungan analisa lolos
saringan agregat halus
Sedangkan untuk hasil dari analisa saringan agregat kasar
didapat nilai modulus kehalusan butiran agregat kasar sebesar 6,481%. Dimana grafik gabungan
menunjukan posisi gradasi dari semua sampel agregat kasar yang diuji masih dalam batasan yang
disyaratkan. Untuk gambar analisa
saringan agregat kasar diperlihatkan pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik gabungan
analisa lolos saringan agregat kasar
4.2
Pembahasan
Pembahasan yang akan
dibahas adalah hasil yang diperoleh, berupa penjelasan yang sudah didapatkan,
baik secara kuantitatif atau secara statistik.
a. Kuat tekan beton
Beton yang dibuat adalah berbentuk
silinder dengan tinggi 30 cm, dan diameter 15 cm. Benda uji kemudian dilakukan
proses pengujian kuat tekan pada umur yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan bertujuan untuk
mengetahui kekuatan atau beban yang dapat diterima beton. Dimana pengujian ini
dilakukan setelah beton direndam selama 3, 10, 7, dan 28 hari. Hasil pengujian kuat
tekan beton diperlihatkan pada grafik sebagai berikut:
.
Hasil yang didapatkan
dari pengujian kuat tekan pada umur beton 3 hari beton normal dengan kuat tekan rata-rata
adalah 12,6 Mpa, sedangkan pada beton dengan penggunaan sikacim concrete additive dengan
persentase 1% kekuatan betonnya adalah 17,7 Mpa.
Pengujian kuat tekan
beton yang dilakukan pada umur beton normal 7 hari rata-rata kekuatan beton
sebesar 14,9 Mpa, sedangkan pada
penggunaan sikacim concrete additive
persentase 1% kekuatan beton yaitu 20,8 Mpa.
Untuk pengujian kuat
tekan beton yang dilakukan pada umur beton normal 10 hari rata-rata kekuatan
yang didapatkan sebesar 18,9 Mpa, dan
pada penggunaan sikacim concrete additive
persentase 1% kekuatan beton yaitu 25,1 Mpa. Sedangkan pengujian kuat tekan
beton dilakukan setelah umur beton normal 28 hari kuat tekan beton rata-rata
25,6 Mpa, dan pada penggunaan sikacim
concrete additive dengan persentase 1% kekuatan beton 28,3 Mpa. Peningkatan
kekuatan beton pada umur 28 hari tidak terlalu tinggi jika dibandingkan pada
umur 3, 7, dan 10 hari. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 4.4 Grafik Rasio
Peningkatan KuatTekan
Beton Rata-rata Pada Umur Beton 3, 7, 10 dan 28 hari
Berdasarkan gambar terlihat bahwa
beton yang ditambahkan zat sikacim
concrete additive mengalami peningkatan kekuatan yang tinggi jika dibandingkan
dengan beton normal. Penambahan zat sikacim
concrete additive pada pengujian beton umur 10 hari sudah mendapatkan kuat
tekan yang direncanakan yaitu 25,1 Mpa. Namun setelah beton umur 28 hari
kenaikan kekuatan betonnya tidak terlalu besar jika dibandingkan pada saat
beton umur 10 hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan kekuatan beton
pada penelitian ini terjadi pada satu minggu pertama setelah pengecoran
dilakukan dengan penggunaan sikacim
concrete additive dengan variasi 1% dari jumlah berat semen yang digunakan.
5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelititian yang telah dilakukan dapat
di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kuat
tekan rata-rata beton normal pada umur 3, 7, 10, dan 28 hari adalah 12,6 Mpa,
14,9 Mpa, 18,9 Mpa, dan 25,6 Mpa. Sedangkan untuk beton dengan penambahan Sikacim Convrete Additive 1% dari berat
semen didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 17,7 Mpa, 20,8 Mpa, 25,1 Mpa, dan
28,3 Mpa.
2.
Rasio
peningkatan kuat tekan beton normal dengan beton menggunakan Sikacim Concrete Additive pada umur 3,
7, 10, dan 28 hari adalah 40,48%, 39,60%, 32,80% dan 10,55%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa beton dengan penambahan Sikacim
Concrete Additive mengalami peningkatan yang tinggi pada minggu pertama
umur beton.
3.
Penggunaan
bahan tambah Sikacim Concrete Additive
menyebabkan peningkatan kekuatan beton yang tinggi jika dibandingkan dengan beton
normal dengan rasio peningkatan rata-rata sebesar 24,68%.
4.
Dengan
penambahan Sikacim Concrete Additive 1%
pada umur beton 10 hari didapatkan kuat tekan rencana dengan kuat tekan
rata-rata sebesar 25,1 Mpa, dari mutu beton rencana f’c = 25 Mpa.
5.2
Saran
Dari hasil
penelitian penggunaan sikacim concrete additive pada campuran beton dapat diperoleh
beberapa saran antara lain:
1.
Diharapkan adanya
mahasiswa yang akan meneliti dengan persentase penambahan sikacim concrete additive yang berbeda.
2.
Perbedaan pada hari
pengujian dengan penggunaan material
yang berbeda.
3.
Penulis berharap
kepada mahasiswa yang melakukan
penelitian tentang beton ke depannya agar lebih diperhatikan dalam pemeriksaan
sifat-sifat fisis agregat, dan benar-benar memahami cara kerja dan perhitungannya.
Kemudian harus sangat teliti pada perhitungan mix design, dan mengetahui
tahapan-tahapan pembuatan beton, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Halim,
H, 2012, Potensi Penggunaan Admixure Dan Abu Sekam Dalam Pengurangan Semen Dan
Peningkatan Kuat Tekan Beton,
(http:ilmusipil.co.id//pusatkumpulanjurnal.,diunduhtanggal 15-02-2015).
2.
Herwanto,
J, 2012, Pengaruh Mutu Beton K-250 Akibat Terendam Air Laut Dengan Penambahan
Zat Sikacim Concrete Additive Kadar 0,6%,(http:ilmusipil.co.id//pusatkumpulanjurnal.,diunduhtanggal
15-02-2015).
3.
Mulyono, T, 2004, TeknologiBeton,
Andi, Jakarta.
4.
Murdock,L.J,
dan Brook, 1999, Bahan
dan Praktek
Beton, Erlangga, Jakarta.
6.
SNI
03-2834-1993, Tata Cara
Pembuatan
Beton Normal, Badan Standarisasi Nasional.
7.
SNI
15-2049-2004, Semen Portland,,
Badan Standarisasi Nasional.
8.
SNI
1970-2008, Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus, Badan Standarisasi Nasional
9.
SNI
1969-2008, Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar, Badan Standarisasi Nasional.
10.
SNI
2834-2002, Mix Design Beton Normal,
Badan Standarisasi Nasional.
11.
Susanti,
R.D, 2011, Pengujian Waktu Pemeraman Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan
Abu Sekam Dan Sikacim Concrete Additive,
(http:ilmusipil.co.id//pusatkumpulanjurnal.,diunduhtanggal 15-02-2015).
12.
Syibral,
M, 2014, Penggunaan Abu Jerami Padi Sebagai Bahan Subtitusi Persial Semen Dalam
Campuran Beton, Perpustakaan Universitas Malikussaleh.
Langganan:
Komentar (Atom)
