Senin, 24 Desember 2012

makalah irigasiteknik sipil


TUGAS IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 2
(PENERAPAN MANAJEMEN IRIGASI)
 







  Nama                 :        Maimun Rizkiy
  Nim                    :        100110095
  Jurusan              :        Teknik Sipil


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
LHOKSEUMAWE 2012


KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat anugerah serta karunia-Nya kepada penulis  sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENERAPAN MANAJEMEN IRIGASI”.

           Makalah ini berisikan tentang pembahasan  tentang dasar irigasi dan sistem manajemen irigasi. Harapan penulis semoga 
Makalah ini dapat memenuhi  salah satu syarat untuk Mengikuti Ujian Tengah  Semester, guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata pelajaran Irigasi & Bangunan Air di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak sekali  kekurangan,  karena  pengetahuan yang  penulis miliki masih kurang dan wawasan penulis yang belum cukup luas pada bidang irigasi dan bangunan air. Oleh kerena itu penulis  mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya penulis bisa membuat makalah yang  lebih baik lagi.
           Akhir kata, penulis mengucapkan  terima kasih kepada  Allah SWT , Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.





Lhokseumawe 20 desember 2012


            ( Penulis )





DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................  3

BAB II LANDASAN TEORI
II.I  IRIGASI
II.I.I         Pengertian Irigasi.......................................................................................... 4
II.I.II        Fungsi Irigasi................................................................................................ 5
II.I.III      Tujuan Irigasi................................................................................................  5
II.I.IV      Manfaat Irigasi..............................................................................................  5
II.I.II        Jaringan Irigasi Teknis..................................................................................  5

II.II     MANAJEMEN IRIGASI DAN PENERAPANNYA................................................. 6
II.II.I       Manajemen Irigasi........................................................................................   6
II.II.II     Penerapan Manajemen Irigasi........................................................................  7

BAB III PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................  9


 
2                              





BAB I
PENDAHULUAN

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dan kebutuhan manusia, yang berfungsi untuk mengaliri lahan dan menampung air di saat hujan dan mengalirkan air pada saat kemarau agar persediaan air tetap tersedia.
Sering pemberian air pada petakan irigasi terjadi kelebihan yang menyebabkan banyaknya air yang terbuang sehingga air tidek efisiens di lapangan. Oleh karena itu perlu manajemen irigasi untuk memanage sistem pemberian air irigasi yang lebih efisien, Dalam hal ini air yang disalurkan ke lahan harus tepat waktu dan jumlah dengan yang dibutuhkan di lahan.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air sungai, maka penggunaan air dan produktivitas irigasi Bila harus dimaksimalkan. Penerapan pola tanam (Padi-Padi) dan sistim pemberian air terus menerus (continous flow system) ataupun dengan sistem terputus-putus pada petak tersier daerah irigasi, Karena itu dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi, perlu dilakukan kajian terhadap hasil perencanaan sistem pemberian air pada petak tersier dan pola tanam.

jenis- jenis sistem irigasi meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,irigasi air baeah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak, dan lain-lain.






3

BAB II
PEMBAHASAN

II.I      IRIGASI
II.I.I    Pengertian Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawahtanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai  pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek).  Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah ataupun yang mendorong degradasi tanah karna air. 
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air kepada lahan-lahan  untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal.  Pemberian air irigasi yang efisien selain  dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh  kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
http://blog.ub.ac.id/evananp/files/2010/05/Irigasi-2-sumut-300x190.jpg


4


 
II.I.II   Fungsi Irigasi
·         memasok kebutuhan air tanaman
·         menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
·         menurunkan suhu tanah
·         mengurangi kerusakan akibat frost
·         melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

II.I.III Tujuan Irigasi
·         untuk membantu para petani dalam mengolah lahan pertaniannya, terutama bagi para petani di pedesaan yang sering kekurangan air.
·         Meningkatkan Produksi Pangan terutama beras
·         Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasi
·         Meningkatkan intensitas tanam
·         Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan irigasi perdesaan

II.I.IV Manfaat Irigasi
Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi, manusia dapat memenuhi kebutuhannya terhadap air, sawah dapat digarap tiap tahunnya, dapat dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang bermanfaat.

II.I.V   Jaringan irigasi teknis
 jaringan irigasi merupakan sekumpulan bangunan-bangunan bagi, sadap, bangunan silang, pelengkap, saluran pembawa, saluran dan bangunan pembuang yang terdapat dalam suatu lahan, yang petak sawahnya memanfaatkan air dari sumber yang sama.
Peta ikhtisar adalah peta di mana terlihat susunan suatu jaringan irigasi mulai dari bendung sampai saluran pembuang. bangunan utama, jaringan dan trase saluran irigasi, jaringan dan saluran

5



pembuang, petak tersier, petak sekunder, dan petak primer, lokasi-lokasi bangunan (bagi, sadap, silang), batas-batas daerah irigasi, daerah yang tidak diairi (desa, makam, gedung-gedung), jaringan dan trase jalan, dan daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, rawa, bukit, dll).
·         Petak tersier adalah, suatu lahan seluas maksimum 60 ha, yang berisikan petak-petak kuarter yang luasnya maksimum 10 ha, yang mengambil air dari satu pintu bangunan sadap. Petak tersier ini dilengkapi pula dengan boks-boks tersier, kuarter, saluran pembawa tersier, kuarter, cacing, saluran pembuang, serta bangunan silang seperti yang ada di jaringan irigasi.
·         Petak sekunder, terdiri dari kumpulan petak-petak tersier yang mengambil air dari satu pintu di bangunan bagi. Luas petak sekunder ini tidak terbatas tergantung dari topografi lahan yang ada. Salurannya sering terletak di punggung medan, sehingga air tersebut dapat dialirkan ke dua sisi saluran.
·         Petak primer, terdiri dari beberapa petak sekunder yang airnya mengambil dari sumber air (sungai) berupa bendung, bendungan, rumah pompa, dll. Bila satu bendung terdapat dua pintu (intake) kiri dan kanan, maka terdapat dua petak primer. Saluran primer diusahakan sejajar dengan kontur atau garis tinggi.

II.II.I   Manajemen Irigasi
manajemen adalah serangkaian proses mengelola suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan cara yang se efisien dan se efektif  mungkin.
Jadi manajemen irigasi adalah serangkaian proses untuk menyediakan air, mengelola air, menyalurkan air pada lahan-lahan pertanian, dan membuang air  yang tidak terpakai ke saluran pembuangan air, dengan se efisien mungkin dan se efektif mungkin. 
Terbatasnya  ketersediaan Sumber Daya Air membuat  manusia berfikir untuk membuat suatu bangunan  penahan air (waduk, bendung, dll),  yang bertujuan untuk menampung kelebihan air pada musim hujan dan akan dimanfaatkan pada musim kemarau atau untuk mengatur distribusi ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air pada waktu dan tempat tertentu. Dengan demikian Daerah Irigasi merupakan representatif dalam sistem irigasi pada daerah irigasi.
6

II.II.II Penerapan Manajemen Irigasi
 masalah setelah daerah irigasi dibangun dan untuk memanfaatkan sumber daya air yang terbatas, adalah bagaimana cara pengelolaan sistem irigasi tersebut sehingga dapat selalu berfungsi dan memberikan pelayanan yang berkelanjutan.
 Untuk mengatasi permasalahan yang muncul di kemudian hari di butuhkan penerapan manajemen irigasi yang baik, dan pengelolaan sistem irigasi yang baik pula, di antaranya pemeliharaan bangunan irigasi secara berkala, renovasi bangunan yang rusak atau sudah tak layak untuk menghindarkan terhambatnya supply air, atau berlebihannya air yang mengalir, sehingga air yang mengalir tidak di gunakan secara optimal.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab belum maksimalnya sistem dan manajemen irigasi di indonesiaantara lain yaitu masih terbatasnya pengelolaan terhadap prasarana fisik, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia serta kurangnya pembinaan pemerintah pada sistem irigasi, untuk itu di harapkan agar pengelolaan sistem irigasi dilakukan secara koordinasi antar beberapa instansi pemerintah agar sistem irigasi di negara kita menjadi lebih optimal.











7


KESIMPULAN

Jadi pengaplikasian manajemen irigasi adalah adalah serangkaian proses untuk menyediakan air, mengelola air, menyalurkan air pada lahan-lahan pertanian, dan membuang air  yang tidak terpakai ke saluran pembuangan air, dengan se efisien mungkin dan se efektif mungkin.
Tujuan irigasi adalah untuk menampung kelebihan air pada musim hujan dan akan dimanfaatkan pada musim kemarau atau untuk mengatur distribusi ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air pada waktu dan tempat tertentu.

Jumat, 21 Desember 2012


Rambu Rambu Lalu Lintas - PP No. 43 Tahun 1993
Tikungan Ke
Kiri
Tikungan Ke
Kanan
Tikungan
Tajam Ke
Kiri
Tikungan
Tajam ke
Kanan
Tikungan
Ganda
Tikungan
Ganda
Banyak
Tikungan
Banyak
Tikungan
Turunan Turunan
Curam
Tanjakan Tanjakan
Curam
Penyempitan
Kiri Kanan
Penyempitan
Kiri
Penyempitan
Kanan
Tepi Air Jembatan
Angkat
Jembatan
Sempit
Jalan Tidak
Rata
Jalan
Cembung
Jalan
Cekung
Kerikil
Lepas
Jalan Licin Jatuhan Batu Penyebranga
n Orang
Awas Anak
Anak
Penyebranga
n Orang
Bersepeda
Awas Ternak Awas Hewan
Liar
Perbaikan
Jalan
Lampu Lalu
Lintas
Lapangan
Terbang
Angin dari
Samping
Lalu Lintas
dari Dua
Arah
Hati-Hati Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n
Persimpanga
n dengan
Prioritas
Persimpanga
n dengan
Prioritas
Persimpanga
n dengan
Prioritas
Persimpanga
n dengan
Prioritas
Persimpanga
n dengan
Prioritas
Bundaran
Rintangan Silang Datar
Berpintu
Silang Datar
Tanpa Pintu
Berhenti
Beri
Kesempatan
Prioritas
Bagi Lalu
Lintas dari
Muka
Prioritas
Atas Lalu
Lintas dari
Muka
Silang Datar
dengan Satu
Jalur Rel
Silang Datar
dengan Dua
atau Lebih
Jalur Rel
Stop Semua
Kendaraan
dari Kedua
Arah
Dilarang
Masuk
Kendaraan
Bermotor
Roda Empat
atau Lebih
Dilarang
Masuk
Kendaraan
Bermotor
Roda Tiga
Dilarang
Masuk
Kendaraan
Bermotor
Roda Dua
Dilarang
Masuk
Semua
Kendaraan
Bermotor
Dilarang
Masuk
Bus Dilarang
Masuk
Mobil
Barang
Dilarang
Masuk
Kendaraan
Bermotor
dengan
Kereta
Gandeng
Dilarang
masuk
Kendaraan
Bermotor
dengan
Kereta
Tempel
Dilarang
Masuk
Mesin Kerja
Dilarang
Masuk
Dokar
Dilarang
Masuk
Gerobak dan
Pedati
Dilarang
Masuk
Gerobak
Dorong
Dilarang
Masuk
Gerobak dan
Dokar
Dilarang
Masuk
Semua
Kendaraan
Tidak
Bermotor
Dilarang
Masuk
Sepeda
Dilarang
Masuk
Becak dan
Kereta Roda
Tiga
Dilarang
Masuk
Sepeda atau
Becak dan
Kereta Roda
Tiga
Dilarang
Masuk
Pejalan
Dilarang
Masuk
Dilarang
Berhenti
Rambu Rambu Lalu Lintas - PP No. 43 Tahun 1993
Dilarang
Parkir
Dilarang
Membelok
Ke Kiri
Dilarang
Membelok
Ke Kanan
Dilarang
Membelok
Dilarang
Mendahului
Kendaraan
Lain
Dilarang
Menggunaka
n Isyarat
Suara
Kendaraan
Bermotor
yang Seluruh
anjangnya
Termasuk
Muatan
Melebihi....
Meter
Dilarang
Masuk
Kendaraan
Bermotor
Dilarang
Beriringan
Kurang Dari
Jarak....Mete
r
Kendaraan
yang Seluruh
Lebarnya
termasuk
muatannya
melebih....M
eter Dilarang
Masuk
Kendaraan
yang Seluruh
Tingginya
Termasuk
Muatannya
Melebihi....
Meter
Dilarang
Masuk
Kendaraan
Tidak
Bermotor
yang Seluruh
Panjangnya
Termasuk
Muatannya
Melebihi....
Meter
Dilarang
Masuk
Kendaraan
yang Seluruh
Bobotnya
Termasuk
Muatannya
Melebihi....T
on Dilarang
Masuk
Kendaraan
yang
Bobotnya
Pada Sumbu
Melebihi....T
on Dilarang
Masuk
Batas
Kecepatan
Maksimum...
.Km
Wajib
Berhenti Akhir Batas
Kecepatan
Akhir
Larangan
Mendahului
Akhir dari
Semua
Larangan
Setempat
terhadap
Kendaraan
Bergerak
Arah yang
Diwajibkan
Arah yang
Diwajibkan
Arah yang
Diwajibkan
Arah yang
Diwajibkan
Arah yang
Diwajibkan
Arah yang
Diwajibkan
Pada
Bundaran
Wajib dan
Khusus
Pejalan
Wajib untuk
Sepeda
Wajib untuk
Becak dan
Kereta Roda
Tiga
Wajib untuk
Pengendara
Kuda
Wajib untuk
Dokar
Wajib untuk
Gerobak dan
Pedati
Untuk
Gerobak,
Pedati,
Gerobak
Dorong dan
Dokar
Kecepatan
Minimum
Diwajibkan
Akhir dari
Kecepatan
Minimum
yang
Diwajibkan
Wajib
Memakai
Rantai Ban

Jumat, 23 November 2012

bentuk bentuk surat



BENTUK-BENTUK SURAT

A. Bentuk Lurus Penuh
Pengertian bentuk surat lurus yaitu bentuk surat yang pengetikannya semua dimukai pada pasak garis pinggir kiri (penekan segi sebelah kiri)
Pada bentuk lurus ini, tanggal dan salam penutup juga diketik mulai pasak garis pinggir kiri. Sehingga bentuk surat ini merupakan bentuk yang paling mudah diketik.

B. Bentuk Lurus
Bentuk lurus yaitu bentuk surat yang diketik semuanya mulai pasak dari garis pinggir kiri. Selain tempat dan tanggal serta salam penutup, nama perusahaan (kantor), nama dan jabatan yang akan menandatangani diketik mulai dari tengah-tengah antara tepi kanan dan tepi kiri kertas.

C. Bentuk Lurus dengan Perihal atau Pokok Surat
Bentuk surat ini sama dengan bentuk lurus, hanya diantara salam pembuka dan isi suarat dicantumkan perihal surat.
D. Bentuk Setengah Lurus
Bentuk setengah lurus yaitu bentuk surat yang hamper sama dengan bentuk lurus, perbedaannya terletak pada pengetikan isis saja, yaitu setiap alenia baru masuk lima spasi.
BENTUK SURAT LEKUK DAN BENTUK SURAT RESMI
A. Bentuk Lekuk
Pada bentuk surat lekuk tempat dan tanggal, salam penutup serta nama dan jabatan diketik disebelah kanan, sedangkan isi surat diketik dari pasak pinggir sebelah kiri, dengan ketentuan bahwa setiap alenia baru masuk ke dalam lima spasi.
B. Bentuk Surat Resmi
Bentuk surat resmi banyak dipakai oleh istansi Pemerintah. Alamat harus diketik dibagian sebelah kanan,sedangkan dibagian sebelah kiri dibuat nomor, lampiran dan perihal atau hal surat. Setiap pergantian alinea dari isi surat selalu masuk lima spasi.
Contoh-contoh bentuk surat
  1. Bentuk Lurus Penuh
Bandung, 05 Maret 2009
PT. Indo Karya
Jalan Cikapundung
Garut
Tuan-tuan yang terhormat,
Menurut pesaanan Tuan tanggal 21 Februari 2009 dengan gembira kami kabarkan, bahwa hari ini telah kami kirimkan 15.000 buah bumbu makanan. Bersama dengan ini kami sampaikan faktur dan daftar pengiriman barang, masing-masing rangkap dua, pelunasan sisa harga barang kami harapkan paling lama tanggal 10 Maret 2009.
Atas perhatian Tuan kami ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
PT. Indo Karya
Rani Ratnaningsih
DIREKTUR
  1. Bentuk Lurus
Banten, 5 Maret 2009

Kepada Yth.
Segenap Nasabah Giro
PT BANK Danamon
Cabang Garut
Dengan hormat,
Dengan ini kami beritahukan, bahwa terhitung mulai tanggal 12 Mei 2009, Bank BCA Cabang Garut akan memberikan nama dan alamat penarik pada bagian belakang lembaran cek dan giro bilyet.
Untuk pelaksanaan tersebut permintaan buku cel dan buku giro bilyet baru dapat kami layani satu hari setelah pengajuan permintaan buku cek/ giro bilyet baru.
Demikianlah agar diketahui, atas perhatian serta kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
PT Bank Danamon
Drs. Suwarno
Pimpinan
  1. Bentuk Lurus dengan perihal atau pokok surat
Gresik, 1 Maret 2009

PT Holcim
Jalan Veteran 23
Gresik
Tuian-tuan yang terhormat,
Pengiriman Semen
Sesuai dengan kontrak pembelian antara took kami dan perusahaan tuan tertangaal 2009 di bawah nomor 421/X/09 untuk pengiriman 500 sak semen. Yang direncanakan dikirim tanggal 7 Maret 2009.
Karena tempat gudang penyimpanan tidak ada dan saat ini baru dibuatkan, maka pengiriman supaya diundur saja besok tanggal 15 Maret 2009.
Kami minta dengan hormat perhatiannya.
Hormat kami
Toko bahan bangunan Kujang
Didi Sutomo
Sekretaris
  1. Bentuk Setengah Lurus
Surakarta, 21 Maret 2009

Kepada Perusahaan Mesin Offset
Jalan Imam Bonjol 115
Bekasi
Dengan hormat
Dengan gembira kami kabarkan kepada tuan, bahwa pengiriman 3 buah mesin offet telah kami terima dengan baik pada tanggal 17 Maret 2009.
Kemudian mulai tanggal 19 Maret 2009 mesin offset tersebut terus kami coba agar dapat berproduksi.
Kami atas nama seluruh direksi dan karyawan mengucapkan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tuan dan para pembantu seluruhnya. Dalam waktu singkat kami akan menyampaikan kepada tuan l;aporan selengkapnya mengenai data-data pengijian tersebut.
Demikian sekali lagi kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
Penerbit TRIBUANA
Lukman Hakim
Direksi Teknik
  1. Bentuk Lekuk
Surabaya, 9 Maret 2008
PT Taman Citra
Jalan Cantel 112
Sragen
Dengan hormat,
Dengan sangat menyesal kami kabarkan kepada tuan bahwa pengiriman pupuk urea untuk pesanan tuan menjadi tertunda karena hal-hal yang di luar kekuasaan kami.
Sejak tanggal 5 Maret 2008 Surabaya hujan terus-menerus, dan beberapa tempat milai tergenang air. Demikian juga tempat kami, sehingga disaat tergenang air kendaraan angkutan tidak masuk, pupuk-pupuk tidak dapat dikeluarkan dari gudang, ditambah lagi sebagian gudang kami tergenang air.
Atas perhatian saudara, terhadap hal tersebut di atas kami mengucapkan terima kasih.
Hormat kami
PT Anemeka Pupuk
Suwarno
Direktur
B. Bentuk Surat Resmi
UNIVERESITAS SEBELAS MARET
KAMPUS KENTINGAN
SURAKARTA
Nomor : 11/X/ 2008 Surakarta, 16 Maret 2009
Lamp : -
Hal : - Yth. Sdr. Direktur SMA Negeri 1 Surakarta
Sebagaimana diketahui pada tahun 2009 Universitas Sebelas Maret akan menerima mahasiswa baru lulusan SMTA. Suhubungan dengan hal tersebut kami mengundang Saudara untuk menghaditi rapat yang kami selenggarakan:
Hari dan tanggal : 20 Maret 2009
Tempat : Fakultas Keguruan Pabelan Surakarta
Keperluan : Membicarakan tentang syarat-syarat masuk ke perguruan tinggi.
Atas perhatian dan partisipasi sawdara dalam hal tersebut di atas kami ucapkan terima kasih.
Universitas Sebelas maret
Ketua
Drs. Sunaryo

Sabtu, 10 November 2012

perancangan jalan raya maimun rizki teknik sipil unimal 010


              BAB III

PENGOLAH DATA DAN ANALISA 3.1            Klasifikasi JalanBerdasarkan hasil survey di peroleh data kendaraan yang melintas sebagai berikut :
1.     Sepeda                                                                     100  Unit
2.     Mobil penumpang / sepeda motor                         2340  Unit
3.     Truk ringan  < 5 ton                                                400  Unit
4.     Truk sedang  > 5 ton                                                780  Unit
5.     Truk berat     > 10 ton                                              200  Unit
6.     Bus                                                                           300  Unit
7.     Kendaraan                                                                180  Unit
             Diperoleh LHR ( Lalu lintas Harian Rata-rata ) sebagai berikut :
  1. Sepeda                                             = 0,5 x 100      =      50  Smp
  1. Mobil penumpang / sepeda motor = 1,0 x 2340    =  2340  Smp
  1. Truk ringan  < 5 ton                        = 2,0 x 400      =    800  Smp
  1. Truk sedang  > 5 ton                        = 2,5 x 780      =  1950  Smp
  1. Truk berat     > 10 ton                      = 3,0 x 200      =    600  Smp
  1. Bus                                                   = 3,0 x 300      =    900  Smp
  1. Kendaraan                                        = 7,0 x 180      =  1260  Smp
                                                                    Jumlah LHR    =  7900  Smp
             Di peroleh  LHR  sebesar 7900  Smp. Berdasar kan PPGJR No. 13/1970 hal 4 maka jalan  tersebut diklasifikasikan sebagai Jalan kelas II B dengan  ketentuan sebagai berikut: 
     
Ketentuan Perencana
Klasifikasi Medan
        D                   B               G
Lalu lintas harian rata-rata LHR Smp
Kecepatan Rencana ( km/jam )
Lebar daerah pengerasan min (m)
Lebar pengerasan   (m)
Lebar median min  (m)
Lebar bahu   (m)
Lereng melintang perkerasan
Lereng melintang bahu
Jenis lapisan permukaan jalan
Miring tikungan maksimum
Jari-jari lengkung min (m)
Ladai maksimum

1500 – 8000

     80                   60                  40
     30                   30                  30
2 x 3.50
   3.00                 2.50                2.50
2 %
6%
Penetrasi Berganda atau setaraf
10 %
    210                  115                  50
    5 %                   7%                 8%
 Berdasarkan peta topografi di dapat koordinat titik-titik untuk trase jalan sebagai berikut :
Titik A   : XA     = 0                   ,           YA       = 1010
Titik PI1 : X1      = 560               ,           Y1       = 910
Titik PI2 : X2      = 825               ,           Y2       = 460
Titik PI3 : X3      = 1420             ,           Y3       = 665
Titik B   : XB     = 1920             ,           YB      = 540
           3.2   Perhitungan Jarak  Antar TitikJarak Titik A ke PI1 = L1 L1  =
      =
      =
      =
      = 550.99 m               
Jarak PI1 ke PI2 = L2
L2  =
      =
      =
      =
      =  522.230 m
               
Jarak PI2 ke PI3 = L3L3  =
      =
      =
      =
      = 629.32 m
 Jarak PI3 ke B = L4L5  =
      =
      =
      =
      = 515.388 m Maka jumlah  total panjang Trase   =  550.99 m + 522.230 m + 629.32 m + 515.388 m
         2217.928 m                                                               
3.3  Perhitungan Sudut Putar Tikungan ( )
Pada potongan titik yang di bentuk oleh dua garis sudut di peroleh titik sudut, dimana sebenarnya titik tersebut mempengaruhi perencanaan bentuk lengkung suatu tikungan.       1.    Tikungan  PI1     1    =
=
                        =
1     =   49.38                                 
      2.    Tikungan  PI2     2    =
=
=
2     =   -101.48 + 180         =78.51o      3.    Tikungan  PI3     3    =
=
=
3     =   73.97 o 3.4  Alinyemen Horizontal
3.4.1                 Tikungan PI1
3.4.2        Di peroleh Data Sebagai Berikut :-          Bentuk Tikungan Full-Circle (F-C).-          Klasifikasi Medan Jalan Arteri Berbukit.-          Kelas Jalan IIB dengan lebar jalan 2 x 3,5 m.
-          1  =  49.38-          Kecepatan rencana (VR) = 60 km/jam (Tabel 2.4 ; KJR Hal : 34).-          e = 10 % dengan Metode Bima Marga.Menghitung Elemen Tikungan-      Berdasarkan table 4.3 (KJR ; Ir. Hamirhan Saodang MSCE. Hal : 62) untuk VR = 60 km/jam diperoleh Rmin = 500 m.
Syarat Rc > Rmin , maka diperoleh berdasarkan tabel LS2 (KJR : Lampiran 2) diambil Rc = 550 m > Rmin = 500 m
1)     menghitung komponen Tikungan

 252.85m     
75.30m     
    
            =  43.07m  Berdasarkan Hasil Perhitungan diatas, maka didapatkan data-data :
VR  =  60 km/jam                   L1  =  550.99 m =   49.38 o                                          e    =  10 %Rc  =   550 m                         Lc  =  43.07m
Tc  =    252.85m                     L2   =    522.230 m                          3.4.2 Tikungan PI2Diperoleh Data Sebagai Berikut :-          Bentuk Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S).-          Klasifikasi Medan Jalan Arteri Berbukit.-          Kelas Jalan IIB dengan lebar jalan 2 x 3,5 m.
-          2  =  78.51o
-          Kecepatan rencana (VR) = 60 km/jam (Tabel 2.4 ; KJR Hal : 34).-          Berdasarkan table 4.3 (KJR ; Ir. Hamirhan Saodang MSCE. Hal : 62) untuk VR = 60 km/jam diperoleh Rmin = 115 m.
-          Syarat Rc > Rmin , maka diperoleh berdasarkan tabel LS2 (KJR : Lampiran 2) diambil Rc = 120 m > Rmin = 115 m dan  dari tabel 5.7 Ls = 60 m1)      Menghitung komponen tikungan       
               
      
                   Lsmin   =  0,16 m
 Ambil yang terbesar Lsmin = 58,3 m             
Maka Ls = 60 m > Lsmin­ ­ = 58,3   (OK) -        Perhitungan Parameter Tikungan lainnya :  
                       LTotal = Lc + 2 Ls     = 31.05 + 2 x 60     = 151.05 mBerdasarkan Hasil Perhitungan diatas, Maka Didapatkan Data-data :
VR  =  70 km/jam                        Lc   =  31.05 m
 =   29.145 o                                                  =  9,6 o
Rc  =   179 m                              Ts      =  75.74 me    =  9.8 %                                 Es   =  6.8 mLS   =  60 m                                  K    =   30 mL3   =  1354.4 m                           Xs   =  59,8 mL4  =  1553.4 m                           Ys   = 3,4 mP   =  0,85 m                                                 Ltotal   = 151.05 m 3.4.3    Tikungan PI3Diperoleh Data Sebagai Berikut :-          Bentuk Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S).-          Klasifikasi Medan Jalan Arteri Berbukit.-          Kelas Jalan IIB dengan lebar jalan 2 x 3,5 m.
-          3  =  32.72 o-          Kecepatan rencana (VR) = 70 km/jam (Tabel 2.4 ; KJR Hal : 34).-          emax = 10 % dengan Metode Bima Marga. Menghitung Elemen Tikungan-        Berdasarkan tabel 4.3 (KJR ;Hal : 62) untuk VR = 70 km/jam dan       e= 10 % diperoleh Rmin = 157 m
Syarat Rc > Rmin , maka diperoleh berdasarkan tabel LS2 (KJR : Lampiran 2) diambil :Rc = 179 m , e = 9,8 %  dan LS = 60 mMenurut TPGJAK 038/T/BM/1997 mensyaratkan harga terbesar dari tiga nilai akan diambil sebagai nilai LS minimum.Cek 1.
Cek 2. Modifikasi Shortt Formula Cek 3.   
 
                 Lsmin   =  0,16 m
                      Ambil yang terbesar Lsmin = 58,3 m    
                    Maka Ls = 60 m > Lsmin­ ­ = 58,3   (OK) -          Perhitungan Parameter Tikungan lainnya :
  
                      LTotal = Lc + 2 Ls     = 42.2 + 2 x 60     = 162.2 m Berdasarkan Hasil Perhitungan diatas, Maka Didapatkan Data-data :
VR  =  70 km/jam                     Lc     =  42.2 m
 =   32.72o                                                    =  9,6 o
Rc  =   179 m                                      Ts                    = 81.35 me    =  9.8 %                               Es      =  8.4 mLS   =  60 m                                K       =   30 mL3   =  1354.4 m                         Xs    =  59,8 mL4  =  1553.4 m                         Ys         = 3,4 mP   =  0,85 m                                                 Ltotal   = 162.2 m   3.4.4    Tikungan PI4     Diperoleh Data Sebagai Berikut :-          Bentuk Tikungan Spiral-Spiral (S-S).-          Klasifikasi Medan Jalan Arteri Berbukit.-          Kelas Jalan IIB dengan lebar jalan 2 x 3,5 m.
-          4  =  81.1 o-          Kecepatan rencana (VR) = 70 km/jam (Tabel 2.4 ; KJR Hal : 34).-          emax = 10 % dengan Metode Bima Marga.                                        
Menghitung Elemen Tikungan-        Berdasarkan table 4.3 (KJR ; Ir. Hamirhan Saodang MSCE. Hal : 62) untuk VR = 70 km/jam diperoleh Rmin = 157 m
Syarat Rc > Rmin , maka diperoleh berdasarkan tabel LS2 (KJR : Lampiran 2) diambil :Rc = 179 m , e = 9,8 %                       =  249.8 m -     Periksa Ls > Lsmin
                                   (KJR ; Tabel 4.7 Hal:  69)               = 136,36 (2 % + 9,8 %) x 3,5                 B = Lebar Jalan               = 136,36 (2 % + 9,8 %) x 3,5                Lsmin   =  56,32 m
                Ls > Lsmin    ( OK)
    -     Perhitungan Pergeseran Tangen Terhadap Spiral (P)      Harga P* dan K* berdasarkan  (Tabel 4.9 ; KJR, Hal : 77)                P* = 0.0654762   dan      K* = 0.4908904                            P  = P* x Ls                     K  = K* x Ls                                = 16.36 m                           = 122.6 m -     Perhitungan Parameter Tikungan Lainnya :   
        
           = 289.7 m                
                    Ltotal  =  2 x Ls                             =  2 x 249.8                              =  499.6 mBerdasarkan Hasil Perhitungan diatas, Maka Didapatkan Data-data :
VR  =  70 km/jam                   L4      =  1553.4  m =   81.1 o                                             e        =  9,8 %  =   40 o                                                 Ls      =   249.8 mRc  =   179 m                         Lc      =  0Es   =   76 m                           P        =  16.36  mTs  =    289.7 m                      K       =  122.6 mL3   =    1354.4 m                    Ltotal = 499.6                     3.5    Diagram Superelevasi
3.5.1 Diagram superelevasi Spiral-Spiral (S-S)Diketahui data-data sebagai berikut :V   =   70 km/jam
R   =    179 m
LS  =    201.8  m
e    =    9,8 %
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3.5.2 Diagram superelevasi Spiral-Sircle-Spiral (S-C-S)
Diketahui data-data sebagai berikut :
V   =   70 km/jam
R   =    179 m
LC  =    31.05 m
e    =    9,8 %
Ls   =    60 m
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3.5.3 Diagram superelevasi Spiral-Sircle-Spiral (S-C-S)
Diketahui data-data sebagai berikut :
V   =   70 km/jam
R   =    179 m
LC  =    60 m
e    =    9,8 %
Ls   =    42.2 m
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3.5.4 Diagram superelevasi Spiral-Spiral (S-S)
Diketahui data-data sebagai berikut :
V   =   70 km/jam
R   =    179 m
LS  =    249.8  m
e    =    9,8 %